Menaikkan Indeks Pertanaman (IP) pada Lahan Sawah Tadah Hujan
Serang, 21/03/2024, Tim Satgas Antisipasi Darurat Pangan Kementerian Pertanian bersama Dinas Provinsi Provinsi Banten terus berkoordinasi dan turun ke lapangan untuk memastikan lahan-lahan tadah hujan yang memiliki IP 100 dan IP0 telah tertanami.
Indeks pertanaman (IP) adalah rata-rata masa tanam dan panen dalam satu tahun pada lahan yang sama. Potensi peningkatan IP di setiap wilayah dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air, iklim, tanah, dan unsur hara secara terpadu serta melalui perbaikan pola tanam, baik padi maupun tanaman pangan lainnya.
Optimalisasi lahan sawah tadah hujan di musim kemarau dapat memanfaatkan potensi sumber daya air yang ada, baik berupa air permukaan (sungai, mata air) maupun air tanah.
Di Provinsi Banten, upaya peningkatan IP telah dilakukan melalui pemanfaatan air permukaan terutama sungai dengan cara pompanisasi, salah satu contohnya adalah lahan sawah Poktan Talang Tani Desa Cerukcuk dan Poktan Sri Rahayu Desa Tenjoayu Kec. Tanara Kab. Serang.
Pada musim ini, Poktan Talang Tani dan Poktan Sri Rahayu berhasil menanam padi varietas Biosalin 1 dan 2. Sumber pengairan pada kedua lahan poktan tersebut berasal dari aliran sungai yang dipompa dengan jarak 300 - 400 meter dari lahan. Sebelumnya, lahan Poktan Talang Tani seringkali menanam hanya satu musim saja, namun dengan pompanisasi kini IP lahannya menjadi IP200. Demikian pula dengan lahan Poktan Sri Rahayu, yang sebelumnya kadang tidak dapat menanam karena keterbatasan air bahkan airnya asin karena berbatasan dengan sisi empang/tambak di Pantai Utara Banten sehingga tanaman seringkali mati, kini dapat memanfaatkan air sungai untuk budidaya.
Hingga kini, pertumbuhan tanaman di kedua lokasi tersebut sangat bagus. Di lahan Poktan Talang Tani, tampak padi tumbuh subur dengan bulir yang berisi dan padat. Diperkirakan akan panen pada awal Bulan April mendatang. Sementara itu, tanaman di Poktan Sri Rahayu baru berusia kurang lebih 40 HST. Hasil produksi padi di kedua lokasi tersebut akan diperuntukkan sebagai sumber benih untuk selanjutnya disebarluaskan di Provinsi Banten.
Biosalin 1 dan 2 merupakan varietas yang toleran terhadap cekaman salinitas sehingga cocok untuk dibudidayakan di wilayah Pantura Banten. Oleh karena itu, BSIP Banten secara aktif mendiseminasikan kedua varietas tersebut seperti di wilayah Kec. Tanara dan Kec. Pontang di Kab. Serang, dan Kec. Mauk di Kab. Tangerang.
Selengkapnya tentang Biosalin 1 dan 2, dapat melihat pada link berikut: https://www.facebook.com/share/p/ij4JiqSaWR4L4r1P/?mibextid=oFDknk